Seperti diceritakan Bondan saat di hubungi melalui telepon oleh KapanLagi.com, ihwal lagu fenomenal itu. Berawal ketika dia ngobrol bersama istrinya untuk album ketiga, dan mendapat masukan dari istrinya untuk membuat lagu yang universal seperti lagu Kemesraan. Bondan lalu mencoba membuat musiknya dan direkam di handphone, namun lagu tersebut masih materi mentah belum ada liriknya.
Keesokannya Bondan sharing dengan anak-anak Fade To Black dan menemukan tema yang universal. Dan masing-masing membikin lirik tapi masih belum ketemu liriknya seperti apa. Bondan mendiskusikan kepada Sisko Batara, ayahnya yang sering membantu membuat lagu. Selang beberapa hari mereka bertemu dan ayah Bondan juga ikut serta. Mereka membawa lirik masing-masing dan ayahnya ternyata juga membawa lirik. Lirik ayahnya adalah bagian awal dari lagu itu yang berbait, "Ketika mimpimu yang begitu indah, tak pernah terwujud, ya sudahlah, saat kau berlari mengejar anganmu dan tak pernah sampai, ya sudahlah."
Bagi Bondan yang menghabiskan waktu seminggu menggarap lagu ini merupakan suatu kebetulan dan keanehan tersendiri. Pasalnya lirik yang tak pernah di konsep dan dikerjakan sendiri-sendiri secara tidak sengaja saling berkaitan.
"Lagu itu termasuk aneh dan luar biasa artinya semua prosesnya aneh mulai dari notasi musik dan lirik nya menurut aku aneh. Karena kita tidak mengkonsepnya terlebih dulu. Jadi memang benar-benar tidak sengaja proses pembuatan lagunya," papar Bondan yang pernah mendapat penghargaan 13 Top Bass Player Indonesia di tahun 2006.
"Kalau biasanya kita buat lagu itu, Fade To Black kita bikin musik, jazz, rock, pop atau keroncong. Terus kita pikirkan temanya mau seperti apa politik, Ekonomi atau Cinta. Setelah itu baru jadi lagunya seperti apa," imbuh pemecah rekor MURI 2006 sebagai penampilan terbanyak dalam satu panggung.
Dalam penggarapan musiknya Bondan tidak terpaku pada satu genre saja, dia dan Fade To Black suka mengeksplorasi musiknya dari berbagai macam genre. Untuk liriknya mereka senang dengan pesan-pesan yang positif.
"Bagi kami musik adalah dakwah, liriknya itu adalah doa jadi kita lebih suka membuat liriknya itu yang positif saja karena lagu yang kita buat itu akan balik kita, entah itu negatif atau positif," papar Bondan sambil berfilosofis. (kpl/buj/faj)